Jaringan perusahaan kini membentang dari kantor, pusat data, hingga multi-cloud dan endpoint jarak jauh. Monitoring tradisional yang mengandalkan SNMP dan polling interval tak lagi cukup. Network observability memanfaatkan telemetri berkecepatan tinggi (flow logs, eBPF, streaming counters), korelasi berbasis waktu, dan analitik untuk mengubah sinyal mentah menjadi tindakan otomatis.
Pilar Observability
- Metrics: Kinerja interface, latensi hop, packet drop.
- Logs: Flow records, syslog, event firewall.
- Traces: Jalur end-to-end antar layanan microservices.
Teknologi Kunci
eBPF di kernel menangkap peristiwa jaringan tanpa agent berat; streaming telemetry menggantikan polling; time-series database menampung data granular; dan graf ketergantungan aplikasi memetakan dampak sebuah link ke pengguna akhir.
Dari Insight ke Otomasi
Ketika sistem mendeteksi degradasi throughput di link tertentu, kebijakan intent-based networking bisa memicu reroute, menaikkan QoS untuk traffic kritis, atau menskalakan gateway SD-WAN. Integrasi tiket otomatis mempercepat mean time to repair.
Praktik Terbaik
- Normalisasi skema data agar metrik/log dari vendor berbeda dapat dikorelasikan.
- Terapkan SLO jaringan (latensi, jitter, loss) yang relevan dengan pengalaman pengguna.
- Pakai synthetic probing dari lokasi kunci untuk mengukur ketersediaan aplikasi SaaS.
- Atur retensi berjenjang: granular untuk 7–14 hari, agregat untuk jangka panjang.
Dengan observability, tim jaringan tidak hanya melihat apa yang terjadi, tetapi juga mengapa, serta apa yang harus dilakukan selanjutnya—seringkali secara otomatis.
0 comments:
Posting Komentar